SELAMAT DATANG DI BLOG EFFECTIVE LEARNING

Jumat, 28 Oktober 2011

Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT)


 Slavin, (2005: 84) pada umumnya pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Turnament) sama saja dengan STAD (Students Teams Achievemant Division) kecuali satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen akdemik. Untuk komponen yang lain sama seperti STAD yaitu presentasi di kelas, kuis-kuis, sistem skor kemajuan individu, dan rekognisi tim.       Borich, (2007: 389) menjelaskan:
A cooperative learning activity closely related to STAD is the use of teams game turnaments (TGT). TGT uses the same general format as STAD (4 to 5 member groups studyng work sheets). However, instead of individually administered quizzes at the and of a study period, students play academic games to show their mastery of the topic studied.

Suatu kegiatan pembelajaran kooperatif berhubungan erat dengan STAD yang digunakan oleh Teams Games Tournament (TGT). TGT menggunakan format  umum  sama seperti STAD (4 sampai 5 anggota kelompok belajar setiap lembar kerja). Namun, daripada diberikan  kuis individu dalam satu periode pembahasan, murid memainkan permainan akademis untuk memperlihatkan penguasaan dari topik yang mereka pelajari. Slavin, (2006: 338) menjelaskan bahwa:
Teams-Games-Tournament, or TGT, uses games that can be adapted to any subject. games are usually better than individual games; they provide an opportunity for teammates to help one another and avoid one problem of individual games, which is that more able students might consistently win. If all students are put on mixed ability teams, all have a good chance of success.

Teams-Games-Tournament (TGT), menggunakan permainan yang dapat  disesuaikan dengan topik apapun. Permainan ini biasanya lebih baik daripada permainan individu, mereka memberikan kesempatan bagi rekan untuk membantu satu sama lain dan menghindari sebuah masalah permainan individu. Jika semua siswa menggabungkan kemampuannya dalam tim, semua siswa memiliki peluang yang baik untuk sukses.
Slavin, (2005: 84) menjelaskan lima komponen pembelajaran kooperatif  tipe TGT adalah:
1. Presentasi di kelas (sama dengan STAD)
   Slavin, (2005: 71) menjelaskan materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audi visual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas. Karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
2. Tim (sama dengan STAD)
  Slavin, (2005: 71) menjelaskan tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
 Tim adalah fitur yang paling penting dalam TGT. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa meanstream.
    3. Permainan (Game)
  Slavin, (2005: 84) menjelaskan permainannya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Permainan tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.


     4. Turnamen
Slavin, (2005: 84) turnamen adalah sebuah struktur permainan berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar-kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi seimbang ini, seperti halnya sistim skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.
   Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada setiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke 5): skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya. 




   Hubungan antara tim-tim heterogen  dengan meja-meja yang homogen seperti pada gambar 1 berikut:
Gambar 1: Pengaturan meja-meja turnamen

 
 










5. Rekognisi
   Slavin (2005: 73) menjelaskan tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
   Kelebihan dalam penggunaan tipe TGT sebagai berikut:
1.      Siswa mengembangkan serta menggunakan keterampilan berfikir dan kerjasama kelompok.
2.      Menyuburkan hubungan positif diantara siswa yang berasal dari ras yang berbeda.
3.      Mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement
4.      Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang diharapkan  siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
5.      Dapat menuntun siswa untuk berkompetisi dalam suasana akademik yang sehat
          Kelemahan penggunaan metode pembelajaraan kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1.    Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
2.   Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan kelas. Akan tetapi usaha sungguh-sungguh yang terus menerus akan dapat terampil menerapkan metode ini.
3.   Membutuhkan waktu yang relatif lama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar