Slavin, (2005: 84) pada umumnya pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games
Turnament) sama saja dengan STAD (Students
Teams Achievemant Division) kecuali satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen
akdemik. Untuk komponen yang lain sama seperti STAD yaitu presentasi di kelas,
kuis-kuis, sistem skor kemajuan individu, dan rekognisi tim. Borich, (2007: 389) menjelaskan:
A cooperative learning activity closely related to STAD
is the use of teams game turnaments (TGT). TGT uses the same general format as
STAD (4 to 5 member groups studyng work sheets). However, instead of
individually administered quizzes at the and of a study period, students play
academic games to show their mastery of the topic studied.
Suatu kegiatan pembelajaran kooperatif berhubungan
erat dengan STAD yang digunakan oleh Teams
Games Tournament (TGT). TGT menggunakan format umum
sama seperti STAD (4 sampai 5 anggota kelompok belajar setiap lembar
kerja). Namun, daripada diberikan kuis
individu dalam satu periode pembahasan, murid memainkan permainan akademis untuk memperlihatkan
penguasaan dari topik yang mereka pelajari.
Slavin, (2006: 338) menjelaskan bahwa:
Teams-Games-Tournament, or TGT, uses games that can be
adapted to any subject. games are usually better than individual games; they
provide an opportunity for teammates to help one another and avoid one problem
of individual games, which is that more able students might consistently win.
If all students are put on mixed ability teams, all have a good chance of
success.
Teams-Games-Tournament (TGT), menggunakan permainan
yang dapat disesuaikan dengan topik
apapun. Permainan ini biasanya lebih baik daripada permainan individu, mereka
memberikan kesempatan bagi rekan untuk membantu satu sama lain dan menghindari
sebuah masalah permainan individu. Jika semua siswa menggabungkan kemampuannya
dalam tim, semua siswa memiliki peluang yang baik untuk sukses.
Slavin, (2005: 84) menjelaskan lima komponen
pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah:
1. Presentasi di kelas (sama dengan STAD)
Slavin, (2005:
71) menjelaskan materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi
di kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan
atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan
presentasi audi visual.
Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi
tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para
siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh
selama presentasi kelas. Karena dengan demikian akan sangat membantu mereka
mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
2. Tim (sama dengan STAD)
Slavin, (2005:
71) menjelaskan tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.
Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar
belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk
bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim
berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling
sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama,
membandingkan jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota
tim ada yang membuat kesalahan.
Tim adalah fitur
yang paling penting dalam TGT. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah
membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim dan tim pun harus
melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan
dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran dan itu
adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk
akibat yang dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri,
penerimaan terhadap siswa-siswa meanstream.
3.
Permainan (Game)
Slavin, (2005:
84) menjelaskan permainannya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya
relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari
presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Permainan tersebut dimainkan di
atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang
berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada
lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus
menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah
aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban
masing-masing.
4.
Turnamen
Slavin, (2005: 84) turnamen adalah sebuah struktur
permainan berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit,
setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja
kelompok terhadap lembar-kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa
untuk berada pada meja turnamen tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada
meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi seimbang ini,
seperti halnya sistim skor kemajuan individual dalam STAD, memungkinkan para
siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal
terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.
Setelah turnamen
pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada
turnamen terakhir. Pemenang pada setiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya
yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke 5): skor tertinggi kedua tetap
tinggal pada meja yang sama; dan yang skornya paling rendah “diturunkan”.
Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk
seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai
tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya.
Hubungan antara
tim-tim heterogen dengan meja-meja yang
homogen seperti pada gambar 1 berikut:
|
5. Rekognisi
Slavin (2005: 73) menjelaskan
tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor
rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga
digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
Kelebihan dalam penggunaan tipe TGT sebagai berikut:
1. Siswa
mengembangkan serta menggunakan keterampilan berfikir dan kerjasama kelompok.
2. Menyuburkan
hubungan positif diantara siswa yang berasal dari ras yang berbeda.
3. Mengandung
unsur permainan yang bisa menggairahkan
semangat belajar dan mengandung reinforcement
4. Aktivitas
belajar dengan permainan
yang dirancang diharapkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping
menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
5.
Dapat menuntun siswa untuk berkompetisi
dalam suasana akademik yang sehat
Kelemahan penggunaan metode
pembelajaraan kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1. Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum
terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
2. Guru
pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan kelas. Akan
tetapi usaha sungguh-sungguh yang terus menerus akan dapat terampil menerapkan
metode ini.
3. Membutuhkan
waktu yang relatif lama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar