SELAMAT DATANG DI BLOG EFFECTIVE LEARNING

Jumat, 21 Oktober 2011

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dalam model pembelajaran kooperatif, diberikan beberapa jenis pendekatan yang salah satunya Student Teams Achievmet Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran (Rachmadiarti, 2001).

Pada STAD siswa dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dua laki-laki dan perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi (Rachmadiarti, 2001).

Metode diskusi yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dengan ceramah, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa (Permana, 2004).

Menurut Slavin 1998 (Permana, 2005) ada 5 langkah ulama di dalam pembelajaran yang menggunakan model STAD, yaitu

1. Penyajian Kelas
Tujuannya adalah menyajikan materi berdasarkan pembelajaran yang telah disusun. Setiap pembelajaran dengan model STAD, selalu dimulai dengan penyajian kelas. Sebelum menyajikan materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif dan sebagainya.

2. Tahapan Kegiatan Belajar Kelompok
Dalam kegiatan belajar kelompok, materi yang digunakan adalah LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk setiap kelompok.

3. Tahapan Menguji Kinerja Individu
Untuk menguji kinerja individu pada umumnya digunakan tes atau kuis. Setiap siswa wajib mengerjakan tes atau kuis. Setiap siswa berusaha untuk bertanggung jawab secara individual, melakukan yang terbaik sebagai kontribusinya kepada kelompok.

4. Penskoran Peningkatan Individu
Tujuan memberikan skor peningkatan individu adalah memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk menunjukkan gambaran kinerja pecapaian tujuan dan hasil kerja maksimal yang telah dilakukan setiap individu untuk kelompoknya.

5. Tahapan Mengukur Kinerja Kelompok
Setelah kegiatan penskoran peningkatan individu selesai, langkah selanjutnya adalah pemberian penghargaan kepada kelompok. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan skor peningkatan kelompok yang diperoleh.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah (Linda Lundgren, 1994; dalam Ibrahim dkk, 2000: l8), antara lain:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
2. Rasa harga diri menjadi tinggi.
3. Memperbaiki sikap terhadap matapelajaran dan sekolah.
4. Memperbaiki kehadiran.
5. Angka putus sekolah mejadi lebih rendah.
6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,
7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
8. Konflik antar pribadi berkurang.
9. Sikap apatis berkurang.
10. Pemahaman yang lebih mendalam.
11. Motivasi lebih besar
12. Hasil belajar lebih tinggi.
13. Retensi lebih lama.
14. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Pada saat guru menerapkan pembelajaran STAD, menurut Nur (2005:89-94) ada sejumlah masalah yang dapat dialaminya:

1. Siswa dalam satu tim atau lebih tidak dapat menyesuaikan diri.
2. Siswa berperilaku menyimpang.
3. Siswa terlalu gaduh.
4. Ketidakhadiran.
5. Siswa tidak dapat menggunakan waktu latihan tim secara efektif.
6. Rentang tingkat kinerja di dalam kelas terlalu lebar untuk pengajaran kelompok.
7. Penggunaan sistem skor perbaikan individual.
a. Sistem skor perbaikan individual dikatakan adil karena untuk memberikan poin maksimum, setiap orang harus menunjukkan perbaikan, tidak hanya melakukan seperti apa yang dilakukan sebelumnya.
b. Karena ada skor maksimum 30 poin yang mungkin diperoleh, dan karena pekerjaan sempuna selalu mendapat poin 30, maka ada siswa yang memiliki skor dasar rendah dapat memperoleh jumlah poin lebih tinggi daripada seseorang yang mendapat skor kuis terbaik yang mungkin dicapainya.
c. Meskipun poin tim didasarkan pada perbaikan, nilai tim masih tetap ditentukan menurut cara seperti biasanya Akibahya, siswa dengan kinerja tinggi yang tetap tinggi dalam kinerjanya akan tetap memperoleh nilai tinggi.
d. Karena kuis tertentu begitu sulit, sehingga hampir setiap orang mendapat poin perbaikan nol.

Tahap-Tahap/Sintak Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Rachmadiarti (2001), terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.

Fase dan Tingkah Laku Guru

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa:

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar


Fase 2 Menyajikan informasi:

Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3 Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar:

Guru menjelaskan kcpada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara elisien


Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar:

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 Evaluasi:

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 Memberikan penghargaan:

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun basil belajar individu dan kelompok (Rachmadiarti, 2001 : 8)




1 komentar:

  1. Tioga Stone Countertops - Tioga-Arts
    Tioga Stone microtouch titanium Countertops. Our ultralight titanium ore terraria glass and stone countertops are titanium pots and pans crafted for the ultimate table titanium water bottle of craftsmanship. Each piece titanium max trimmer is made in

    BalasHapus