A. PENGERTIAN
STRATEGI MENGAJAR
Di dalam sejarah dunia pendidikan
guru merupakan sosok figur teladan bagi siswa-siswi yang harus memiliki
strategi dan teknik-teknik dalam mengajar. Kegiatan belajar mengajar sebagai
sistem intruksional merupakan interaksi antara siswa dengan komponen-komponen
lainnya, dan guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran agar lebih aktif dan
efektif secara optimal. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah
menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya di sebut metode mengajar.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada siswa di dalam kelas agar
pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik. Di
dalam kenyatan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan
guru untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa, berbeda
dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan,
keterampilan serta sikap. Maka, yang disebut dengan strategi belajar mengajar
ialah memikirkan dan mengupayakan konsistansi aspek-aspek komponen pembentuk
kegiatan sistem intruksional dengan siasat tertentu. Strategi mengajar adalah
pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan mempelajari strategi belajar mengajar berarti setiap
guru mulai memasuki suatu kegiatan yg bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yg bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran. Sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan guru dapat dipahami dan diaplikasikan siswa dengan
tuntas.
B. STRATEGI
MENGAJAR
Di
luar praktik mengajar yang sudah ada, kita akan mendiskusikan dua strategi
mengajar yang relatif baru, yaitu mengajar dengan cara yang berbeda-beda dan
mengajar dengan menggunakan buku cerita bergambar bersama anak-anak yang lebih
tua usianya. Kedua strategi ini merupakan aspek-aspek yang kasat mata dari pola
mengajar yang penuh daya.
1. Gebrakan
di Pagi Hari
Hari-hari di sekolah
bisa berlangsung baik, tapi bisa pula berlangsung buruk, tergantung bagaimanahari
itu dimulai. Menit-menit pada awal kegiatan belajar-mengajar menjadi patokan
keberhasilan di sekolah hari itu. Guru yang berhasil menyegarkan pada
menit-menit awal, akan mengangkat dan membawa suasana yang lebih menyenangkan
dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Sepuluh cara membuat
gebrakan di pagi hari:
a. Pada
saat-saat tertentu sambutlah para siswadi depan pintu dan jabatlah tangan
mereka sambil menyapa nama mereka satu per satu.
b. Tinggalkan
pesan dengan cara menarik pada papan pengumuman kelas. Misalnya, berupa kalimat
tak lengkap, Ha_i r_ _ u ki _ _ _d_ _ _
_ p_ _kt_k.
c. Apabila
tersedia LCD di kelas, sesekali tampilkan gambar-gambar animasi yang lucu saat
dan unik saat siswa memasuki kelas.
d. Sambutlah
siswa di ambang pintu sambil mengenakan sesuatu benda yang sesuai dengan salah
satu materi pelajaran hari itu. Biarkan mereka penasaran hingga jam pelajaran
yang dimaksud.
e. Awali
hari Anda dengan sesuatu yang dapat menarik perhatian mereka.
f. Tayangkan
syair lagu yang pendek dan mudah pada layar LCD namun liriknya dimodifikasi
dengan mencantumkan rumus-rumus atau suatu materi pembelajaran saat itu, lalu
ajarilah mereka menyanyikannya.
g. Sebelum
pelajaran dimulai, mintalah siswa untuk menyebutkan apa saja kegiatan yang
menarik bagi mereka dan tuliskan di papan. Lalu, ajaklah mereka memilih salah
satu untuk dilakukan hari itu.
h. Awalilahdengan
permainan perkenalan diri. Secara bergilir mintalah setiap anak menyebutkan
nama masing-masing, tetapi disampaikan dengan salam kreatif.
i. Secara
bergiliran, salah satu siswa bertugas mengabsen dengan cara yang konvensional,
yaitu memanggil nama isi kelas satu per satu. Masukkan nama Anda dalam daftar
hadir juga sehingga ketika nama Anda disebut, Anda juga harus menjawab dengan
kata “hadir”. Dengan demikian, siswa yang bertugas iu merasa dihargai.
j. Buatlah
salam yang unik-unik, misalnya menyambut siswa di ambang pintu dengan member
hormat, membungkuk, atau dengan memainkan mimic wajah atau dengan kata-kata.
Siswa diharapkan juga membalas dengan tanggapan dengan cara yang sama.
2. Mengawali
Pelajaran dengan Baik
Mengawali pelajaran dengan
baik, sangatlah baik bila guru berhasil memancing perhatian siswa sebelum
pelajaran dimulai.
Sepuluh cara mengawali
pelajaran dengan baik:
a. Mulailah
dengan menarik perhatian siswa dengan sesuatu hal yang unik.
b. Gunakan
“waktu tunggu”. Jangan menunggu sampai semua siswa hadir.
c. Gunakan
teknik tas belanja dengan mengeluarkan sesuatu yang terkait dengan materi
pelajaran.
d. Jika
memungkinkan, gunakan LCD untuk menampilkan sesuatu. Mintalah siswa untuk
mengamati dengan tenang selama 30 detik dan meminta mereka untuk menerka isinya.
e. Kenakan
sesuatu benda yang khusus yang dapat mewakili mata pelajaran yang akan
diajarkan.
f. Berikan
beberapa petunjuk umum yang mengajak siswa menebak apa yang akan mereka
lakukan.
g. Buatlah
siswa tertarik pada pelajar.
h. Berikan
penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
i.
Jelaskan harapan-harapan Anda terhadap
mata pelajaran yang diajarkan. Dan, saat memulai mengajar, jelaskan pula apa
yang diharapkan dari siswa.
j.
Gunakan tanda-tanda, bahasa tubuh yang
meyakinkan, dan semangat yang luar biasa terhadap apa yang Anda ajarkan.
3. Mengakhiri
Pelajaran dengan Berkesan
Guru yang mengajar
dengan baik akan menutup pelajarannya dengan memeberikan tekanan pada
pengetahuan yang diajarkan, misalnya dengan memberi ringkasan pelajaran atau
perbuatan lain yang menguatkan akuntabilitas pengajarannya.
Sepuluh cara mengakhiri
pelajaran dengan berkesan:
a. Perhatikan
waktu, sediakan dua hingga tiga menit untuk menutup pelajaran.
b. Tekankan
pada siswa untuk hening selama beberapa detik guna mengendapkan informasi yang
baru saja diterima.
c. Mintalah
pada siswa untuk melukiskan kembali semua yang sudah mereka pelajari.
d. Berikan
ringkasan secara lisan mengenai pelajaran yang baru saja Anda sampaikan.
Gunakan langkah STOP yaitu S: “Saatnya mulai pelajaran …..“, T: “Topiknya
adalah ….“, O: “Oportunitas kita untuk praktikan adalah ….”, P: “pencapaian
dari memelajari pelajaran ini adalah …..”.
e. Tugaskan
siswa untuk membuat ringkasan secara lisan.
f. Ajaklah
setiap siswa untuk membuat tanggapan secara batin.
g. Kaitkan
kegiatan penutup Anda dengan pembukanya.
h. Buatlah
catatan tentang relevansi pelajaran tersebut.
i.
Undanglah siswa secara berpasangan
saling menceritakan apa yang telah mereka pelajari.
j.
Bila waktu telah habis, katakan dengan
singkat dan cepat apa yang baru saja Anda lakukan.
4. Menghadapi
KeberagamanIsi Kelas
Tidak semua siswa punya
cara belajar yang sama; seperti juga bekal persiapaan kemampuan, budaya, dan
motivasi yang berlainan. Akibatnya, para guru harus mampu menunjukkan kemampuan
mengajar mereka terhadap siswa yang beraneka ragam di kelas, yang cenderung
semakin meningkat. Mengajar dengan mempertimbangankan unsur-unsur keberagaman
akan lebih menyukseskan siswa serta mendapat dukungan dari orang tua siswa. Di
sisi lain, akan menguragi jumlah siswa yang mengalami frustasi dan kekecewaan.
Sepuluh cara untuk
mengajar di kelas bineka:
a. Berikanlah
kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
Artinya, mungkin guru perlu menyediakan tambahan waktu bagi beberapa siswa,
atau kegiatan tambahan bagi siswa yang lain.
b. Biarkan
siswa memilih cara menyelesaikan tugas mereka, apakah akan dikerjakan sendiri
atau bersama teman, serta dimana akan mengerjakannya.
c. Terapkan
sistem asistensi, yaitu menugaskan siswa yang mampu (pandai) untuk membimbing
siswa yang kurang mampu dan memberi contoh cara menyelesaikan tugas dan
kegiatan serta jangan lupa untuk mengganti-ganti pasangan.
d. Gunakan
peragaan, jelaskan pada siswa bahwa Anda akan memeragakan tugas yang diberikan,
misalnya membuat peta pikiran, dan siswa boleh mengerjakannya bila sudah paham
dan bagi siswa yang mengalami kesulitan akan menunggu sampai peragaan selesai.
Setelah Anda selesai melakukan pergaan dan penjelasan, jadikan hasil peragaan
Anda sebagai contoh.
e. Gunakan
system perancah. System ini member keseempatan pada siswa untuk “terbang solo”
bila memang sudah siap, atau tetap menunggu bantuan guru.
f. Ajaklah
mereka untuk bekerja sama, yang memungkinkan siswa belajar dari sesama
temannya.
g. Bedakan
target dari siswa-siswa Anda. Misalnya siswa yang lebih lambat mungkin boleh
hanya mengerjakan sepertiga soal.
h. Gunakan
teknik pancingan untuk menantang usaha anak. Misalnya, ubahlah pertanyaan Anda
menjadi pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak” sebagai ganti pertanyaan
terbuka, khusus untuk siswa yang kurang mampu.
i.
Diskusikan dan peragakan beragam cara
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas sebagai cara mengatasi
beragamnya perbedaan latar belakang siswa.
j.
Setelah Anda memberikan petunjuk
sederhakanlah petunjuk itu sekali lagi agar membantu siswa yang belum memahaminya.
5. Manfaat
Buku Bacaan Bergambar untuk Siswa yang Lebih Tua
Semua guru sudah
mempunyai pengalaman berhadapan dengan siswa yang tidak mau dan tidak dapat
membaca. Banyak orang yang tidak terlalu yakin dengan pemikiran bahwa hal
semacam ini bisa diatasi dengan memberikan bacaan yang tingkat kesulitannya
lebih rendah daripada yang seharusnya. Namun, bila bacaan-bacaan semacam ini
disajikan dengan penuh semangat dan antusiasme, diikuti dengan kegiatan yang
menarik dan merangsang minat, buku-buku sederhana ini dapat mendorong minat
baca siswa tersebut.
Sepuluh cara manfaatkan
buku bacaan bergambar untuk siswa yang
lebih tua:
a. Sampaikan
ketertarikan Anda terhadap buku bacaan bergambar. Jelaskan kepada siswa Anda
alasan-alasannya secara signifikan.
b. Kenalkan
buku itu dengan penuh semangat dan kegembiraan. Reaksi siswa akan bergantung
pada kemampuanAnda dalam memperkenalkan buku itu.
c. Pastikan
bahwa Anda menunjukkan dan membicarakan ilustrasi serta gambar-gambar sang
sangat bagus dalam buku itu sehingga siswa dapat menikmatinya dan perhatikanlah
bagaimana mereka memeahami teks di dalamnya.
d. Bacalah
buku itu terlebih dahulu sehinnga Anda mudah melakukan kontak mata dengan siswa
saat membacakannya. Cara seperti ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap buku
itu.
e. Siapkan
para siswa untuk membaca buku itu dengan menjelaskan bahwa meskipun buku itu
untuk anak kecil, siswa pasti bisa menemukan sesuatu yang menarik untuk
diangkat sebagai bahan proyek atau tugas.
f. Sebelum
membacakannya, jelaskan tujuan serta pesan apa yang harus mereka dengarkan.
Misalnya, hamper semua buku cerita bergambar mengandung pesan moral, ajaklah
siswa untuk menemukan petunjuk tentang karakter peran utamanya selain pesan
moralnya.
g. Untuk
menghindari agar cerita tidak terpotong, bacalah buku itu tanpa berhenti.
Kemudian baca sekali lagi, tetapi sesekali berhentilah sebentar untuk
menunjukkan ilustrasi yang menarik dari buku itu. Arahkan perhatian mereka
sampai padahal-hal detail. Misalnya, diskusikan keindahan ilustrasi buku itu
dan pertimbangkan bersama seberapa besar tingkat kesulitannya.
h. Berikanlah
jeda ketika membaca, untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti, “Menurut
kalian, bagaimana perasaan adik-adikmu kalau mendengarkan bagian ini?” Dengan
cara demikian Anda seolah meyakinkan siswa bahwa mereka masih Anda anggap
“lebih tua” meski sedang membicarakan buku anak-anak.
i.
Apabila Anda sudah selesai
membacakannya, tinggalkan buku itu di sudut ruang Anda agar siswa bisa
membacanya kembali dalam hati.
j.
Libatkan semua murud yang membaca buku
itu untuk langsung memberikan tanggapan sebagai reaksi yang asli keluar dari
diri mereka. Siapkan audiens untuk mendengarkan tanggapan-tanggapan itu, yaitu
siswa-siswa dari kelas yang lebih rendah.
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
SRI MINARTI
SRI SUMARNI
SUMARNI
YUDISTIA HADIPRANATA
PRODI/SEMESTER : FISIKA / V B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar