SELAMAT DATANG DI BLOG EFFECTIVE LEARNING

Rabu, 02 November 2011

Strategi Mengajar


A.    PENGERTIAN STRATEGI MENGAJAR
Di dalam sejarah dunia pendidikan guru merupakan sosok figur teladan bagi siswa-siswi yang harus memiliki strategi dan teknik-teknik dalam mengajar. Kegiatan belajar mengajar sebagai sistem intruksional merupakan interaksi antara siswa dengan komponen-komponen lainnya, dan guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran agar lebih aktif dan efektif secara optimal. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya di sebut metode mengajar. Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau insturktur kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan siswa dengan baik. Di dalam kenyatan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa, berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Maka, yang disebut dengan strategi belajar mengajar ialah memikirkan dan mengupayakan konsistansi aspek-aspek komponen pembentuk kegiatan sistem intruksional dengan siasat tertentu. Strategi mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan mempelajari strategi belajar mengajar berarti setiap guru  mulai memasuki suatu kegiatan yg bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yg bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pembelajaran. Sehingga bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dipahami dan diaplikasikan siswa dengan tuntas.
 B.     STRATEGI MENGAJAR
Di luar praktik mengajar yang sudah ada, kita akan mendiskusikan dua strategi mengajar yang relatif baru, yaitu mengajar dengan cara yang berbeda-beda dan mengajar dengan menggunakan buku cerita bergambar bersama anak-anak yang lebih tua usianya. Kedua strategi ini merupakan aspek-aspek yang kasat mata dari pola mengajar yang penuh daya.
1.    Gebrakan di Pagi Hari
Hari-hari di sekolah bisa berlangsung baik, tapi bisa pula berlangsung buruk, tergantung bagaimanahari itu dimulai. Menit-menit pada awal kegiatan belajar-mengajar menjadi patokan keberhasilan di sekolah hari itu. Guru yang berhasil menyegarkan pada menit-menit awal, akan mengangkat dan membawa suasana yang lebih menyenangkan dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Sepuluh cara membuat gebrakan di pagi hari:
a.    Pada saat-saat tertentu sambutlah para siswadi depan pintu dan jabatlah tangan mereka sambil menyapa nama mereka satu per satu.
b.    Tinggalkan pesan dengan cara menarik pada papan pengumuman kelas. Misalnya, berupa kalimat tak lengkap, Ha­_i r_ _ u ki _ _ _d_ _ _ _ p_ _kt_k.
c.    Apabila tersedia LCD di kelas, sesekali tampilkan gambar-gambar animasi yang lucu saat dan unik saat siswa memasuki kelas.
d.   Sambutlah siswa di ambang pintu sambil mengenakan sesuatu benda yang sesuai dengan salah satu materi pelajaran hari itu. Biarkan mereka penasaran hingga jam pelajaran yang dimaksud.
e.    Awali hari Anda dengan sesuatu yang dapat menarik perhatian mereka.
f.     Tayangkan syair lagu yang pendek dan mudah pada layar LCD namun liriknya dimodifikasi dengan mencantumkan rumus-rumus atau suatu materi pembelajaran saat itu, lalu ajarilah mereka menyanyikannya.
g.    Sebelum pelajaran dimulai, mintalah siswa untuk menyebutkan apa saja kegiatan yang menarik bagi mereka dan tuliskan di papan. Lalu, ajaklah mereka memilih salah satu untuk dilakukan hari itu.
h.    Awalilahdengan permainan perkenalan diri. Secara bergilir mintalah setiap anak menyebutkan nama masing-masing, tetapi disampaikan dengan salam kreatif.
i.      Secara bergiliran, salah satu siswa bertugas mengabsen dengan cara yang konvensional, yaitu memanggil nama isi kelas satu per satu. Masukkan nama Anda dalam daftar hadir juga sehingga ketika nama Anda disebut, Anda juga harus menjawab dengan kata “hadir”. Dengan demikian, siswa yang bertugas iu merasa dihargai.
j.      Buatlah salam yang unik-unik, misalnya menyambut siswa di ambang pintu dengan member hormat, membungkuk, atau dengan memainkan mimic wajah atau dengan kata-kata. Siswa diharapkan juga membalas dengan tanggapan dengan cara yang sama.

2.    Mengawali Pelajaran dengan Baik
Mengawali pelajaran dengan baik, sangatlah baik bila guru berhasil memancing perhatian siswa sebelum pelajaran dimulai.
Sepuluh cara mengawali pelajaran dengan baik:
a.       Mulailah dengan menarik perhatian siswa dengan sesuatu hal yang unik.
b.      Gunakan “waktu tunggu”. Jangan menunggu sampai semua siswa hadir.
c.       Gunakan teknik tas belanja dengan mengeluarkan sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran.
d.      Jika memungkinkan, gunakan LCD untuk menampilkan sesuatu. Mintalah siswa untuk mengamati dengan tenang selama 30 detik dan meminta mereka untuk menerka isinya.
e.       Kenakan sesuatu benda yang khusus yang dapat mewakili mata pelajaran yang akan diajarkan.
f.       Berikan beberapa petunjuk umum yang mengajak siswa menebak apa yang akan mereka lakukan.
g.      Buatlah siswa tertarik pada pelajar.
h.      Berikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
i.        Jelaskan harapan-harapan Anda terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Dan, saat memulai mengajar, jelaskan pula apa yang diharapkan dari siswa.
j.        Gunakan tanda-tanda, bahasa tubuh yang meyakinkan, dan semangat yang luar biasa terhadap apa yang Anda ajarkan.
 3.    Mengakhiri Pelajaran dengan Berkesan
Guru yang mengajar dengan baik akan menutup pelajarannya dengan memeberikan tekanan pada pengetahuan yang diajarkan, misalnya dengan memberi ringkasan pelajaran atau perbuatan lain yang menguatkan akuntabilitas pengajarannya.
Sepuluh cara mengakhiri pelajaran dengan berkesan:
a.       Perhatikan waktu, sediakan dua hingga tiga menit untuk menutup pelajaran.
b.      Tekankan pada siswa untuk hening selama beberapa detik guna mengendapkan informasi yang baru saja diterima.
c.       Mintalah pada siswa untuk melukiskan kembali semua yang sudah mereka pelajari.
d.      Berikan ringkasan secara lisan mengenai pelajaran yang baru saja Anda sampaikan. Gunakan langkah STOP yaitu S: “Saatnya mulai pelajaran …..“, T: “Topiknya adalah ….“, O: “Oportunitas kita untuk praktikan adalah ….”, P: “pencapaian dari memelajari pelajaran ini adalah …..”.
e.       Tugaskan siswa untuk membuat ringkasan secara lisan.
f.       Ajaklah setiap siswa untuk membuat tanggapan secara batin.
g.      Kaitkan kegiatan penutup Anda dengan pembukanya.
h.      Buatlah catatan tentang relevansi pelajaran tersebut.
i.        Undanglah siswa secara berpasangan saling menceritakan apa yang telah mereka pelajari.
j.        Bila waktu telah habis, katakan dengan singkat dan cepat apa yang baru saja Anda lakukan.
 4.    Menghadapi KeberagamanIsi Kelas
Tidak semua siswa punya cara belajar yang sama; seperti juga bekal persiapaan kemampuan, budaya, dan motivasi yang berlainan. Akibatnya, para guru harus mampu menunjukkan kemampuan mengajar mereka terhadap siswa yang beraneka ragam di kelas, yang cenderung semakin meningkat. Mengajar dengan mempertimbangankan unsur-unsur keberagaman akan lebih menyukseskan siswa serta mendapat dukungan dari orang tua siswa. Di sisi lain, akan menguragi jumlah siswa yang mengalami frustasi dan kekecewaan.
Sepuluh cara untuk mengajar di kelas bineka:
a.       Berikanlah kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan mereka. Artinya, mungkin guru perlu menyediakan tambahan waktu bagi beberapa siswa, atau kegiatan tambahan bagi siswa yang lain.
b.      Biarkan siswa memilih cara menyelesaikan tugas mereka, apakah akan dikerjakan sendiri atau bersama teman, serta dimana akan mengerjakannya.
c.       Terapkan sistem asistensi, yaitu menugaskan siswa yang mampu (pandai) untuk membimbing siswa yang kurang mampu dan memberi contoh cara menyelesaikan tugas dan kegiatan serta jangan lupa untuk mengganti-ganti pasangan.
d.      Gunakan peragaan, jelaskan pada siswa bahwa Anda akan memeragakan tugas yang diberikan, misalnya membuat peta pikiran, dan siswa boleh mengerjakannya bila sudah paham dan bagi siswa yang mengalami kesulitan akan menunggu sampai peragaan selesai. Setelah Anda selesai melakukan pergaan dan penjelasan, jadikan hasil peragaan Anda sebagai contoh.
e.       Gunakan system perancah. System ini member keseempatan pada siswa untuk “terbang solo” bila memang sudah siap, atau tetap menunggu bantuan guru.
f.       Ajaklah mereka untuk bekerja sama, yang memungkinkan siswa belajar dari sesama temannya.
g.      Bedakan target dari siswa-siswa Anda. Misalnya siswa yang lebih lambat mungkin boleh hanya mengerjakan sepertiga soal.
h.      Gunakan teknik pancingan untuk menantang usaha anak. Misalnya, ubahlah pertanyaan Anda menjadi pertanyaan yang jawabannya “ya” atau “tidak” sebagai ganti pertanyaan terbuka, khusus untuk siswa yang kurang mampu.
i.        Diskusikan dan peragakan beragam cara untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas sebagai cara mengatasi beragamnya perbedaan latar belakang siswa.
j.        Setelah Anda memberikan petunjuk sederhakanlah petunjuk itu sekali lagi agar membantu siswa yang belum memahaminya.
5.    Manfaat Buku Bacaan Bergambar untuk Siswa yang Lebih Tua
Semua guru sudah mempunyai pengalaman berhadapan dengan siswa yang tidak mau dan tidak dapat membaca. Banyak orang yang tidak terlalu yakin dengan pemikiran bahwa hal semacam ini bisa diatasi dengan memberikan bacaan yang tingkat kesulitannya lebih rendah daripada yang seharusnya. Namun, bila bacaan-bacaan semacam ini disajikan dengan penuh semangat dan antusiasme, diikuti dengan kegiatan yang menarik dan merangsang minat, buku-buku sederhana ini dapat mendorong minat baca siswa tersebut.
Sepuluh cara manfaatkan buku bacaan bergambar untuk siswa yang  lebih tua:
a.       Sampaikan ketertarikan Anda terhadap buku bacaan bergambar. Jelaskan kepada siswa Anda alasan-alasannya secara signifikan.
b.      Kenalkan buku itu dengan penuh semangat dan kegembiraan. Reaksi siswa akan bergantung pada kemampuanAnda dalam memperkenalkan buku itu.
c.       Pastikan bahwa Anda menunjukkan dan membicarakan ilustrasi serta gambar-gambar sang sangat bagus dalam buku itu sehingga siswa dapat menikmatinya dan perhatikanlah bagaimana mereka memeahami teks di dalamnya.
d.      Bacalah buku itu terlebih dahulu sehinnga Anda mudah melakukan kontak mata dengan siswa saat membacakannya. Cara seperti ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap buku itu.
e.       Siapkan para siswa untuk membaca buku itu dengan menjelaskan bahwa meskipun buku itu untuk anak kecil, siswa pasti bisa menemukan sesuatu yang menarik untuk diangkat sebagai bahan proyek atau tugas.
f.       Sebelum membacakannya, jelaskan tujuan serta pesan apa yang harus mereka dengarkan. Misalnya, hamper semua buku cerita bergambar mengandung pesan moral, ajaklah siswa untuk menemukan petunjuk tentang karakter peran utamanya selain pesan moralnya.
g.      Untuk menghindari agar cerita tidak terpotong, bacalah buku itu tanpa berhenti. Kemudian baca sekali lagi, tetapi sesekali berhentilah sebentar untuk menunjukkan ilustrasi yang menarik dari buku itu. Arahkan perhatian mereka sampai padahal-hal detail. Misalnya, diskusikan keindahan ilustrasi buku itu dan pertimbangkan bersama seberapa besar tingkat kesulitannya.
h.      Berikanlah jeda ketika membaca, untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti, “Menurut kalian, bagaimana perasaan adik-adikmu kalau mendengarkan bagian ini?” Dengan cara demikian Anda seolah meyakinkan siswa bahwa mereka masih Anda anggap “lebih tua” meski sedang membicarakan buku anak-anak.
i.        Apabila Anda sudah selesai membacakannya, tinggalkan buku itu di sudut ruang Anda agar siswa bisa membacanya kembali dalam hati.
j.        Libatkan semua murud yang membaca buku itu untuk langsung memberikan tanggapan sebagai reaksi yang asli keluar dari diri mereka. Siapkan audiens untuk mendengarkan tanggapan-tanggapan itu, yaitu siswa-siswa dari kelas yang lebih rendah.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK   IV
 SRI MINARTI
 SRI SUMARNI
 SUMARNI
 YUDISTIA HADIPRANATA
                      PRODI/SEMESTER :  FISIKA / V B
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar