SELAMAT DATANG DI BLOG EFFECTIVE LEARNING

Rabu, 28 Desember 2011

MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN INSTRUKSIONAL VERSI BRIGGS


A. Pengertian model
“model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses ,seperti penilaian kebutuhan ,pemilihan media dan evaluasi”.(Briggs ,1978: 23)
Jadi,pengertian model instruksional adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan pengembangan instruksional.
Hasil akhir dari pengembangan instruksional adalah suatu system instruksional ,yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang di kembangkan secara empiris yang secara konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu.
Pengembangan instruksional ini terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi perencanaaan ,pengembangan dan evaluasi terhadap system instruksional yang sedang di kembangkan tersebut sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, system instruksional tarsebut dapat memuaskan hati pengembangannya.
B. Model Pengembangan Instruksional Briggs
Pengembangan instuksional model briggs ini berorientasi pada rancangan system dengan sasaran guru yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupaun tim pengembang instruksional yang anggotanya meliputi guru, administrator ahli bidang studi, ahli evaluasi ,ahli media dan perancang instruksional .
Model pengembangan instruksional Briggs ini bersandarkan pada prinsip keselarasan antara a) tujuan yang akan di capai ,b) strategi untuk mencapainya ,dan c) evaluasi keberhasilannya ,yang dalam bahasa sehari –hari dapat di nyatakan dalam bentuk pertanyaan a)  mau kemana? , b) bilamana sampai tujuan?.
Dengan mengutip pendapat briggs (1977), berdasrkan 3 prinsip dasar pengembangan yang di pakai, urutan langkah kegiatan penembangan instruksional ,menurut Briggs ,adalah sebagai berikut :
Mau kemana? Meliputi :
 
1)      Identifikasi masalah/ tujuan
2)      Rumusan tujuan dalam perilaku belajar
3)      Penyusunan materi/ silabis
4)      Analisis tujuan
Dengan apa? Meliputi :
5)      Anlisis tujuan
6)      Jenjang belajar  dan strategi instruksional
7)      Rancangan instruksional (Guru)
8)      Strategi instuksional (tim peembangan instruksional)
Bilamana sampai tujuan ? meliputi :
9)      Penyusunan tes
10)  Evaluasi formatif
11)  Evaluasi sumatif
Jadi, pertanyaaan “mau kemana” terjawab bila tujuan belajar telah di rinci .Selanjutnya pertanyaan “dengan apa “ terjwab bila materi media dan kegiatan yang akan di ambil telah di tentukan .Kemudian pertanyaan “bila mana sampai” terjawab pula bila mana di pergunakan alat pengukur yang sesuai,yaitu memang secara khusus di rancang untuk keperluan itu tersebut.
 
Berdasarkan pendapat Briggs tersebut ,secara keseluruhan model pengembangan intruksional dari briggs ,terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut :
          1)      Identifikasi kebutuhan / tujuan
           Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan betahap 4, yaitu :
           a)   mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas
,          b)  menentukan prioritas tujuan,
           c)  mengidentifikasi kebutuhan  kurikulum baru ,dan
           d) menentukan prioritas remedialnya.
2)      Penyusunan garis besar kurikulum / rincian tujuan kebutuhan instruksional yang telah di tuangkan dalam tujuan – tujuan kurikulum tersebut pengujiannya harus di rinci,  disusun dan di organisasi menjadi tujuan – tujuan yang lebih spesifik.
 3)       Perumusan tujuan
Sesudah tujuan kurikuler yang bersifat umum di tentukan dan diorganisasi menurut tujuan yang lebih khusus,tujuan ini sebaiknya di rumuskan dalam tingkah laku belajar yang dapat di ukur.Dianjurkan agar perumusan tujuan mengandung lima komponen :
-          Tindakan
-          Objek
-          Situasi
-          Alat dan batasan
-          Kemampuan.
 
4)      Analisis tugas/ tujuan
 Dalam langkah ini perlu di adakan analisis terhadap tiga hal ,yaitu :
a)      Proses informasi : untuk menentukan tata urutan pemikiran yang logis
b)      Klasifikasi belajar : untuk mengidentifikasi kondisi belajar yang di perlukan.
c)      Tugas belajar : untuk menentukan persyaratan belajar dan kegiatan belajar mengajar yang sesuai.
 
5)      Penyiapan evaluasi hasil belajar .
Penyusunan tes dilakukan pada tahap ini karena erat kaitannya dengan tujuan yang ingin di capai . Tes evaluasi harus sahih (valid), karena itu harus selaras (congruen) dengan tujuannya ,apakah itu di maksudkan untuk menilai perkembangannya (progress) seperti halnya mildtem test, tes diagnosis, seperti pre-test untuk melihat kemampuan awal dan menentukan usaha remedialnya bila di pandang perlu ,maupun tes akhir secara komprehensif.  
6) Menentukan jenjang blajar .
Menurut urutan yang telah di analisis pada nomor 4. Briggs mengklarifikasikan tahap ini dan tahap berikutnya (penentuan kegiatan belajar) dalam pengertian strategi kontruksionsal. Jenjang belajar menyusun kembali sakues belajar tesebut dalam urutan kegiatan belajar yang merupakan persyarat bagi kegiatan belajar yang lain ,dan mana yang urutannya dapat bebas pilih (optimal).  
7) penentuan kegiatan belajar
Penentuan strategi instruksional ini di tinjau dari dua segi , yaitu : a) dari segi guru sebagai perancang kegiatan instruksional , dan b) menurut tim pengembangan instruksional.
Kegiatan yang perlu di lakukan guru dalam pengembangan strategi instruksional ini meliputi : a) pemilihan media , b) perencanaan kegiatan belajar mengajar, dan c) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan d) pelaksanaan evaluasi belajar .
Yang di lakukan oleh tim pengembangan instruksional ini terdiri dari kegiatan – kegiatan sebagai berikut : a) penentuan stimulus belajar yaitu stimulus apa yang paling sesuai untuk TIK tertentu(verbal,visual,demonstrasi,dan sebagainya), b) pemilihan media:  yang harus di lakukan dalam batas – batas contrain yang ada kemudian di pertimbangkan segi keefektifan dan keefisiennya . ,c) penentuan kondisi belajar : Dilakukan dalam mempertimbangkan factor internal seperti motivasi ,pengalaman belajar ,dan sebagainya .dan faktor ekstrnal yang berupa stimulus dari dosen,media ,dan materi.  Dalam penentuan strategi belajar,kondisi belajar ini dilihat dalam perspeksikegiatan belajar (meminta perhatian , memberi informasi tentang tujuan mengingatkan kembali,memberi contoh memberi petunjuk belajar ,merangsang kegiatan, memberi umpan balik, menilai kenerhasilan ,dan memberi gairah usaha penyarapan atau rentensi dan alih ilmu)dan kawasan hasil belajar di klarisifikasikan ke dalam 12 kawasan (diskriminasi , konsep,konkret, konsep verbal,aturan,pemecahan masalah, kemampuan kognitif, kemampuan sikap/ efektif, kemampuan keterampilan/ motoris ,kemampuan mengientifikasi , kemampuan asosiatif dan kemampuan mengorganisasi)  d) perumusan strategi belajar : merumuskan bagaimana kondisi belajar yang sudah di pilih pada langkah 10b di atas e) pengembangan media:  Dikembangkan berdasarkan analisis dan informal yang mendahului yang meliputi produksi program media, petunjuk belajar , dan evaluasi belajar yang telah di susun pada langkah nomor 5  f) evaluasi formatif : di lakukan untuk penyempurnaan butir – butir tes yang telah di susun pada langkah nomor 5 dan g) penyusunan pedoman pemanfaatan : untuk dapat membantu dosen bagaimana memanfaatkan system instruksional yang di kembangkan tersebut secara lengkap.
8) pemantauan bersama
Pada tahap pemantauan bersama ini di lakukan oleh guru sebagai perancang kegiatan instruksional dan tim pengembangan instruksional.
9)  evaluasi formatif
Efaluasi formatif ini untuk mumperoleh data dalam rangka revisi dan perbaikan materi bahan belajar .evaluasi formatif inidilakukan menurut tiga fase ,yaitu : a) uji coba satu – satu , b) uji coba pada kelompok kecil , dan c) uji coba lapangan dalam skla besar.
10) Evaluasi sumatif
Untuk menilai sistem  penyampaian secara keseluruhan pada akhir kegiatan . yang di nilai dalam evaluasi sumatif ini mencakup hasil belajar , tujuan instruksional dan prosedur yang dipilih.
 
diposkan oleh kelompok V Anggota : Najmah, Suryatin, Martin, kamiludin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar