SELAMAT DATANG DI BLOG EFFECTIVE LEARNING

Rabu, 28 Desember 2011

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN Versi IDI (Instruksional Development Institute)

 
A.    MODEL IDI
Pengembangan instruksional model ID (Instruksional Development Institute) merupakan suatu hasil konsorsium antar perguruan tinggi di Amerika Serikat yang dikenal dengan Uniiversity Consorsium Instructional Development and Technology (UCIDT).[3]
Model IDI ini telah dikembangkan dan diuji-cobakan pada beberapa negara di Asia dan Eropa dan telah berhasil di 334 institusi pendidikan di Amerika. Sebagaimana halnya dengan model-model pengembangan instruksional lainnya, model ini juga menggunakan model pendekatan sistim yang meliputi tiga tahapan, yakni;
1)      Penentuan (define)
2)      Pengembangan (develop)
3)      Penilaian (evaluate)
B.     PENGERTIAN DESAIN INTRUKSIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE
v  Suatu proses yang kompleks dan terpadu dari manusia,prosedur, ide,alat dan organisasi untuk mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar dan terkontrol.
v  Pemecahan masalah pengajaran dengan pendekatan sistem berdasarkan konsepsi tehnologi intruksional yang merupakan bagian dari tehnologi pendidikan.
v  Pemecahan masalah berbentuk sistem intruksional yang lengkap,yang merupakan kombinasi dari komponen sistem intruksional yang sengaja dirancang dipilih dan digunakan secara terpadu[4].
Terdapat tiga alasan pengembangan model instruksional yang dilakukan dalam teknologi pendidikan, yaitu: pertama, sebagai alat untuk dikomunikasikan kepada calon peserta didik dan pihak lainnya; kedua, sebagai rancangan yang digunakan dalam pengelolaan pembelajaran; dan ketiga, model yang sederhana memudahkan untuk dikomunikasikan kepada calon peserta didik, serta model yang rinci akan memudahkan dalam pengelolaan dan pembuatan keputusan penggunaannya. Model instruksional yang generik memudahkan setiap pihak yang mengadopsinya untuk mengimplementasikan dalam berbagai macam setting. Apabila diklasifikasi model-model yang berkembang dapat digolongkan ke dalam dua bentuk, yaitu model mikro yang diantaranya dikembangkan oleh Banathy (1968), dan model makro yang dikembangkan the National Special Media Instritute (1971) yang disebut dengan the Instructional Development Institute (IDI). Model Bela H Banathy memiliki pendekatan terhadap peserta didik sebagai pusat sistem pembelajaran, dan modelnya ditujukan untuk kepentingan guru dalam mengelola kegiatan belajar. Model ini diadopsi dalam pengembangan sistem pembelajaran di Indonesia, dan disebut dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sedangkan model IDI bertujuan untuk membantu sekolah yang memiliki keterbatasan resources, adanya sejumlah guru yang memiliki dedikasi yang kuat dan ingin membantu peserta didik, dan mengharapkan untuk menemukan inovasi sebagai solusi yang efektif untuk memecahkan masalah belajar dan pembelajaran. Model IDI ini divalidasi oleh konsorsium empat perguruan tinggi: Michigan State University, Syracuse University, the United States International University, dan the University of Southern California. Model IDI ini memiliki keberhasilan yang sangat optimal dalam memecahkan pembelajaran peserta didik, dan para ahli mengakui bahwa model pembelajaran ini sebagai hasil rekayasa pembelajaran yang sangat matang.
Desain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan tekhnik mengajar dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk didalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan keggiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistim dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan. Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem implementasi, dan sebagainya. [5]
C.    ASUMSI DASAR YANG MELANDASI PERLUNYA DESAIN
Ø  Diarahkan untuk membantu proses belajar secara indifidual.
Ø  Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka panjang .
Ø  Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal.
Ø  Didasarkan kepada pengetahuan tentang cara belajar manusia.
Ø  Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem.
D.    IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi maslah dimulai dengan Need Assesment seperti kita ketahui kebutuhan individu (anak didik dan keluarganya) dan kebutuhan masyarakat Pada prinsipnya neer Assesment berusaha menemukan perbedaan (discrepancy) antara apa yang ada sekarang dan apa yang idealnya yang diinginkan
 
 BAGAN IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PROSES PEMBELAJARAN VERSI IDI
E.     PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL IDI
Model IDI, dikembangkan oleh University Consortium for Iinstructional development and Technology (UCIDT), pengembangan model IDI menerapkan prinsip-prinsip pendekatan sitem, yaitu penentuan ( define ), pengembangan ( develop ), dan evaluasi ( evaluate ). Ketiga tahapan ini dihubungkan dengan umpan balik ( feedback ) untuk mengadakan revisi. Perencanaan (desain) intruksional ini dimaksudkan untuk bisa dipergunakan di SD, SMP, SMA, SMK, maupun perguruan tinggi. Juga bisa diterapkan dari suatu kompetensi dasar, dan untuk suatu standar kompetensi yang akan melibatkan beberapa pengajar. Desain instruksional ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan :
  1. Apa yang dikuasai (kompetensi dasar)
  2. Apa/bagaimana prosedur (indikator pencapaian hasil belajar), sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
  3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi)
Ada 3 tahapan dalam model IDI
1.      Tahap Penentuan (Define)
Identifikasi masalah dimulai dengan analisis kebutuhan atau disebut need Assesment. Need Assesment ini berusaha mencari perbedaan antara apa yang ada dan apa yang idealnya. Karena banyaknya kebutuhan pengajaran, maka perlu ditentukan prioritas mana yang lebih dahulu dan mana yang selanjutnya. ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : Karakteristik siswa, Kondisi dan Sumber yang relevan
2.      Tahap Pengembangan ( Develop )
Identifikasi tujuan yaitu dengan menganalisis terlebih dahulu tujuan instruksional yang hendak dicapai, baik tujuan intruksional umum (TIU) dalam hal ini IDI menyebutkan dengan Terminal Objektives. TIK Merupakan penjabaran lebih rinci dari TIU.
TIK Diperlukan Karena :
  1. Membantu siswa dan guru untuk memahami apa yang diharapkan sebagai hasil dari kegiatan instruksional
  2. TIK merupakan building blocks dari pembelajaran yang diberikan
  3. TIK merupakan indikator tingkah laku yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan kegiatan instruksional  yang diberikan
Dalam menentukan metode pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain :
  Metode apa yang cocok digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
  Bagaimana urutan bahan yang akan disajikan
  Bentuk instruksional apa yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisinya (ceramah, diskusi, praktikum, karyawisata, tugas individu/kelompok, dan lain-lain)
3.      Tahap Penilaian (Evaluate)
  Setelah program instruksional disusun diadakan tes uji coba untuk menentukan kelemahan dan keunggulan, serta efisiensi dan keefektifan dari program yang dikembangkan.
Analisis hasil
Hasil uji coba yang dilakukan perlu dianalisis terutama yang berkenaan dengan;
Ø  Apakah tujuan dapat dicapai, bila tidak atau belum semuanya, dimanakah letak kesalahannya?
Ø  Apakah metode atau teknik yang dipakai sudah cocok denganpencapaian tujuan-tujuan tersebut, mengingat karakteristik siswa yang telah diidentivikasi?
Ø  Apakah tidak ada kesalahan dalam pembuatan instrumen evaluasi?
Ø  Apakah sudah dievaluasi hal-hal yang seharusnya perlu dievaluasi?
Diposkan oleh kelompok Jainuddin
Anggota. Muslimin, Yahya Maman, Sri Ernawati

2 komentar:

  1. Untuk gambar modelnya seperti apa ya

    BalasHapus
  2. Cara bikin analisis laporan mengenai model desain IDI bagaimana ya?

    BalasHapus